Nyata Nyata Fakta – Langkah pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional kembali berlanjut. Setelah peluncuran paket stimulus senilai Rp 24,44 triliun pada pertengahan 2025, pemerintah menyatakan akan melanjutkan program stimulus ekonomi ke kuartal III 2025. Fokus kebijakan ini adalah menstabilkan konsumsi masyarakat, terutama di tengah ketidakpastian global dan target pertumbuhan ekonomi yang belum tercapai.
Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Haryo Limanseto, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang menyebut bahwa pemerintah tengah mempersiapkan sejumlah stimulus lanjutan. Meski rincian kebijakan masih dalam tahap penyusunan, arah programnya sudah cukup jelas mempertahankan momentum pemulihan ekonomi nasional.
Program stimulus yang digelontorkan pada kuartal II mencakup lima poin utama, mulai dari diskon tarif tol dan transportasi umum, subsidi gaji bagi pekerja, bantuan pangan, hingga dukungan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemerintah menargetkan program ini untuk mengisi celah perlambatan konsumsi selama libur sekolah.
Namun, berdasarkan data pertumbuhan ekonomi triwulan II yang hanya mencapai kisaran 4,9%, masih terdapat tantangan dalam mencapai target 5% untuk keseluruhan tahun 2025. Oleh karena itu, perpanjangan stimulus ekonomi dianggap sebagai langkah strategis.
Baca Juga : Lucy Guo: Dari Dropout Kuliah ke Miliarder Teknologi Sebelum Usia 30
Meski belum diumumkan secara resmi, paket stimulus kuartal III diperkirakan akan mencakup:
Haryo menegaskan bahwa stimulus lanjutan ini akan mempertimbangkan hasil evaluasi program sebelumnya. Pemerintah ingin memastikan setiap rupiah yang digelontorkan benar-benar berdampak nyata terhadap ekonomi masyarakat.
Meskipun program stimulus mendapat dukungan publik dan pelaku usaha, pemerintah tetap menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, masalah akuntabilitas anggaran, di mana transparansi penggunaan dana harus tetap dijaga. Kedua, pemerintah juga perlu menghindari ketergantungan masyarakat terhadap bantuan jangka pendek. Oleh karena itu, kebijakan jangka panjang seperti pemberdayaan ekonomi lokal juga menjadi sorotan.
Dari sisi fiskal, Indonesia dinilai masih memiliki ruang untuk mengalokasikan stimulus tambahan, terutama karena rasio utang terhadap PDB masih dalam batas wajar dan inflasi tetap terkendali. Pemerintah juga memperkuat koordinasi dengan Bank Indonesia serta lembaga keuangan lainnya untuk memastikan stimulus ini berjalan secara sinergis.
Simak Juga : Kritik Pedas? Jangan Baper! Ini Rahasia Orang Sukses Hadapi Komentar Tajam
Salah satu fokus utama dalam stimulus lanjutan adalah sektor UMKM. Pemerintah menyadari bahwa UMKM menjadi tulang punggung perekonomian nasional, menyerap lebih dari 90% tenaga kerja Indonesia. Dengan bantuan likuiditas, pelatihan, serta subsidi bunga kredit, diharapkan pelaku usaha kecil dapat meningkatkan daya saing dan berkontribusi dalam mendongkrak konsumsi domestik.
Sektor pariwisata dan perdagangan lokal juga menjadi target. Pemerintah akan menggandeng pelaku industri kreatif, pedagang pasar, dan pengelola destinasi wisata untuk menggelar kegiatan promosi yang digabung dengan program bantuan langsung tunai. Strategi ini diyakini dapat menciptakan efek berganda dalam mendorong perputaran ekonomi.
Simak Juga :
Stimulus ekonomi yang terus berlanjut juga memberi sinyal positif kepada investor. Ketika konsumsi domestik tetap terjaga dan stabilitas makroekonomi diperkuat, maka tingkat kepercayaan terhadap pasar Indonesia ikut meningkat.
Selain itu, dalam jangka panjang, pemerintah berencana mengarahkan stimulus ke sektor produktif seperti pertanian, manufaktur, dan digitalisasi UMKM. Langkah ini bertujuan membangun fondasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tahan terhadap gejolak global.