Nyata Nyata Fakta – Pergantian posisi Menteri Keuangan dari Sri Mulyani diganti kepada Purbaya Yudhi Sadewa langsung menimbulkan gejolak di pasar modal. Pada hari pertama setelah pengumuman, IHSG tercatat melemah signifikan, turun lebih dari satu persen atau setara 100 poin. Kondisi ini memperlihatkan betapa kuatnya peran Sri Mulyani dalam menjaga sentimen positif di pasar keuangan Indonesia.
Penurunan tidak berhenti di hari pertama. Pada hari kedua, IHSG kembali terkoreksi akibat tekanan jual dari investor asing. Para pelaku pasar menilai kebijakan fiskal yang sebelumnya ketat di bawah Sri Mulyani berpotensi mengalami perubahan arah, terutama dengan masuknya program sosial besar yang digagas pemerintahan baru. Ketidakpastian inilah yang menjadi penyebab utama pelemahan indeks dua hari berturut-turut.
Selain penurunan IHSG, dampak lain dari kabar sri mulyani diganti terlihat dari arus modal asing. Investor luar negeri langsung melakukan aksi jual besar-besaran yang mencapai triliunan rupiah hanya dalam dua hari perdagangan. Angka ini mencerminkan betapa kuatnya kepercayaan asing yang sebelumnya melekat pada kebijakan fiskal Sri Mulyani.
Gelombang penjualan ini menambah tekanan terhadap stabilitas pasar, membuat pelaku domestik harus bekerja keras menjaga keseimbangan likuiditas.
Baca Juga : Reshuffle Kabinet: Purbaya Yudhi Sadewa Ambil Alih Kemenkeu dari Sri Mulyani
Dampak lain dari keputusan sri mulyani diganti adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dalam dua hari terakhir, rupiah sempat menyentuh level Rp16.440 hingga Rp16.488 per dolar AS. Kondisi ini memicu kekhawatiran karena pelemahan nilai tukar dapat meningkatkan tekanan inflasi dan beban impor.
Untuk meredam kepanikan pasar, Bank Indonesia segera melakukan intervensi. Langkah tersebut ditempuh agar pergerakan rupiah tidak terlalu liar dan menjaga kepercayaan investor. Intervensi ini menjadi bukti bahwa stabilitas ekonomi domestik masih sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan, terutama terkait siapa yang memegang kendali kebijakan fiskal.
Sri Mulyani selama ini dikenal sebagai figur yang disiplin dan menjaga defisit anggaran tetap terkendali. Ketika sri mulyani diganti oleh Purbaya Yudhi Sadewa, pasar menilai ada kemungkinan arah kebijakan fiskal akan lebih longgar. Hal ini sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto yang ingin memperkuat belanja sosial, termasuk program makanan gratis berskala nasional.
Investor khawatir perubahan tersebut dapat menimbulkan risiko terhadap keberlanjutan fiskal. Ketidakpastian mengenai bagaimana pembiayaan program sosial besar dilakukan membuat pasar cenderung memilih sikap defensif. Meski Purbaya dikenal sebagai sosok yang pro pertumbuhan, keraguan masih muncul mengenai kemampuan menjaga keseimbangan antara stimulus ekonomi dan disiplin fiskal.
Simak Juga : Efek Seram! Pemanis Buatan Dapat Ganggu Fungsi Otak Lebih Cepat
Pergantian menteri keuangan selalu membawa dinamika baru. Kasus sri mulyani diganti kali ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap figur yang dianggap memiliki kredibilitas tinggi. Dalam jangka pendek, gejolak pasar mungkin masih terasa hingga investor melihat arah kebijakan fiskal yang lebih jelas dari Purbaya Yudhi Sadewa.
Ke depan, keberhasilan menjaga kepercayaan investor akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah meyakinkan pasar bahwa kebijakan pro-pertumbuhan tidak akan mengorbankan stabilitas fiskal. Jika hal ini bisa dicapai, Indonesia tetap memiliki peluang besar untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang solid sekaligus menjaga stabilitas makro. Namun bila tidak, arus modal asing bisa semakin deras keluar, memperberat beban pasar keuangan domestik.