Nyata Nyata Fakta – Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI untuk tahun 2025 menjadi 4,9%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang hanya 4,7%. Kenaikan tersebut dianggap sebagai respons atas meningkatnya arus investasi yang masuk ke dalam negeri.
Menurut laporan OECD Economic Outlook – Interim Report September 2025, lonjakan investasi di Indonesia bersifat idiosinkratik atau dipicu oleh kondisi domestik yang unik. Faktor-faktor inilah yang menjadikan Indonesia berbeda dari banyak negara lain yang masih berjuang menghadapi pelemahan ekonomi global. Untuk 2026, OECD tetap mempertahankan proyeksi 4,9%, memperlihatkan keyakinan bahwa momentum positif ini dapat terjaga.
Pertumbuhan ekonomi RI yang lebih tinggi erat kaitannya dengan masuknya investasi dalam jumlah besar. OECD menyoroti bahwa salah satu pendorong utama adalah pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia. Kebijakan ini memberikan akses kredit yang lebih murah sehingga memperbesar ruang gerak dunia usaha untuk melakukan ekspansi.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya memperbaiki iklim investasi melalui deregulasi dan insentif fiskal. Reformasi ini meningkatkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing. Kombinasi faktor makroekonomi yang stabil dan dukungan kebijakan pro-investasi semakin memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi RI.
Baca Juga : OpenAI Perkenalkan ChatGPT Go di Indonesia, Akses AI Kini Lebih Terjangkau
Ada sejumlah faktor yang dinilai menjadi pendorong utama proyeksi positif pertumbuhan ekonomi RI dari OECD:
Daftar faktor ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi RI tidak hanya ditopang oleh faktor eksternal, tetapi juga didukung oleh fondasi internal yang cukup kuat.
Meski prospeknya positif, OECD tetap mengingatkan adanya risiko yang bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi Rl. Inflasi diperkirakan naik dari 1,9% pada 2025 menjadi 2,7% pada 2026. Kenaikan harga ini sebagian besar disebabkan oleh dampak depresiasi nilai tukar yang mulai terasa pada konsumsi domestik.
Selain itu, ketidakpastian global seperti potensi perang dagang atau penerapan tarif resiprokal antarnegara juga bisa memberikan tekanan. Indonesia perlu memastikan bahwa strategi diplomasi ekonomi dan kerja sama internasional tetap terjaga agar rantai pasok dan arus perdagangan tidak terganggu.
Pertumbuhan ekonomi RI yang lebih tinggi otomatis memberi dampak positif pada penerimaan negara. Dengan peningkatan aktivitas di sektor riil, penerimaan pajak dari PPh, PPN, hingga cukai berpotensi meningkat. Hal ini memberi ruang fiskal lebih luas bagi pemerintah untuk membiayai pembangunan tanpa menambah beban utang yang berlebihan.
Kementerian Keuangan menegaskan bahwa kenaikan proyeksi pertumbuhan akan memperkuat posisi fiskal negara. Dengan begitu, belanja negara dapat lebih fokus pada program strategis seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang menjadi penopang jangka panjang pertumbuhan.
Untuk mempertahankan momentum positif, ada beberapa langkah strategis yang perlu diperkuat pemerintah dan otoritas terkait:
Langkah-langkah ini akan menentukan seberapa jauh pertumbuhan ekonomi RI bisa bertahan di tengah gejolak global yang penuh ketidakpastian.
Alih-alih menutup dengan kesimpulan, menarik untuk melihat arah pertumbuhan ekonomi RI di masa depan. Lonjakan investasi saat ini bisa menjadi fondasi baru bagi transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan. Jika pemerintah mampu menjaga stabilitas dan terus melakukan reformasi, Indonesia berpeluang menjadi pusat pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara.
Momentum ini sekaligus menjadi ujian bagi daya saing nasional. Tantangan inflasi, perubahan iklim global, hingga transisi energi harus dihadapi dengan strategi yang tepat. Dengan kombinasi kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi RI diharapkan mampu menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Artikel tentang Pertumbuhan Ekonomi RI ditulis ulang oleh : Lukman Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : ddtc.co.id