Nyata Nyata Fakta – Perjalanan menggunakan kereta api kini semakin praktis berkat inovasi teknologi dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Salah satu layanan terbaru yang banyak menarik perhatian adalah Face Recognition sebuah sistem boarding tanpa tiket yang memanfaatkan identifikasi wajah penumpang. Sejak diluncurkan, layanan ini berhasil memberikan pengalaman perjalanan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan aman.
Hingga pertengahan 2025, KAI mencatat lebih dari 6,3 juta penumpang telah menggunakan layanan Face Recognition untuk boarding. Angka ini menjadi bagian dari total 16 juta lebih pengguna sejak teknologi ini diperkenalkan pada tahun 2022. Keuntungan yang dirasakan tidak hanya dari segi kemudahan, tetapi juga penghematan sumber daya. Dengan mengurangi kebutuhan tiket kertas, KAI telah menghemat puluhan ribu rol kertas senilai ratusan juta rupiah, sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Teknologi ini mengubah cara penumpang memasuki area peron. Tidak perlu lagi menunjukkan tiket fisik atau membuka e-boarding pass di ponsel. Cukup berdiri di depan gate pemindai wajah, dan sistem akan langsung memverifikasi identitas sebelum membuka gerbang secara otomatis.
KAI memberikan kemudahan bagi calon pengguna untuk mendaftar Face Recognition melalui aplikasi resmi Access by KAI. Prosesnya sederhana dan bisa dilakukan dari mana saja, hanya memerlukan waktu beberapa menit. Tahapannya adalah:
Pertama, unduh atau perbarui aplikasi Access by KAI dan masuk ke akun Anda. Lalu, pilih menu Akun dan klik Registrasi Face Recognition. Setelah menyetujui syarat dan ketentuan, isi data diri sesuai identitas resmi seperti NIK dan tanggal lahir. Selanjutnya, unggah foto selfie yang jelas, kemudian konfirmasi pendaftaran. Jika data sudah terverifikasi, wajah Anda siap digunakan untuk boarding di stasiun yang mendukung layanan ini.
Selain lewat aplikasi, penumpang juga bisa mendaftar langsung di stasiun. KAI menyediakan fasilitas ini di beberapa lokasi dengan bantuan petugas Customer Service. Anda cukup membawa e-KTP, lalu data wajah akan direkam melalui perangkat pemindai di stasiun. Proses ini biasanya memakan waktu singkat dan langsung aktif untuk perjalanan berikutnya.
Simak Juga : Butuh Reset Otak? Cukup Berhenti Sejenak, Begini Cara Kerjanya
Meski layanan Face Recognition belum tersedia di semua stasiun, namun sudah hadir di sejumlah kota besar seperti Gambir dan Pasar Senen di Jakarta, Bandung dan Kiaracondong, Semarang Tawang, Tegal, Purwokerto, Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Surabaya Pasarturi, Gubeng, Malang, hingga Medan. KAI terus berupaya memperluas jangkauan teknologi ini agar lebih banyak penumpang bisa merasakannya.
Dengan adanya Face Recognition di berbagai stasiun strategis, proses boarding menjadi lebih cepat, mengurangi antrean, serta meminimalisir kontak fisik sesuai tren kebutuhan transportasi modern yang lebih higienis.
Sebagai layanan berbasis biometrik, keamanan data menjadi fokus utama. KAI menegaskan bahwa informasi wajah penumpang hanya digunakan untuk keperluan verifikasi perjalanan, disimpan dalam jangka waktu terbatas, dan dapat dihapus jika diminta oleh pengguna. Selain itu, layanan ini mengikuti standar keamanan informasi internasional sehingga penumpang tidak perlu khawatir soal kebocoran data.
Penerapan Face Recognition oleh KAI bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi langkah nyata menuju transformasi transportasi publik di Indonesia. Selain memberikan kemudahan dan kenyamanan, layanan ini juga berkontribusi pada pengurangan limbah kertas. Bagi penumpang, ini berarti perjalanan yang lebih lancar, efisien, dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan terus memperluas layanan dan meningkatkan kualitasnya, Face Recognition berpotensi menjadi standar baru dalam sistem boarding kereta api di masa depan membawa Indonesia setara dengan negara-negara maju dalam penerapan teknologi transportasi.