Nyata Nyata Fakta – Industri fintech di Indonesia terus menunjukkan ketahanannya, meskipun menghadapi tantangan regulasi dan pengawasan yang semakin ketat. Sepanjang tahun 2024, sektor peer-to-peer (P2P) lending tetap berkembang dengan sehat. Data mencatat bahwa outstanding pembiayaan fintech Easycash mencapai Rp77,02 triliun, naik 29,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini membuktikan bahwa minat masyarakat terhadap layanan keuangan digital masih sangat tinggi, terutama di daerah yang belum terjangkau layanan perbankan konvensional.
Di tengah iklim industri yang kompetitif, Easycash berhasil menempatkan diri sebagai salah satu pemain utama yang tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh. Fintech yang telah mengantongi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini menunjukkan bahwa adaptasi terhadap dinamika regulasi dan investasi teknologi canggih bisa menjadi kunci sukses di era digital.
Sepanjang tahun 2024, Easycash mencatat laba bersih sebesar Rp13,97 miliar, tumbuh 22 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya sebesar Rp11,39 miliar. Pencapaian ini sangat berarti, mengingat persaingan di sektor pinjaman online semakin ketat dan biaya akuisisi pengguna juga makin meningkat.
Keberhasilan ini sebagian besar ditopang oleh pengelolaan anggaran yang efisien dan strategi pemasaran digital yang terarah. Easycash mampu mempertahankan biaya pemasaran di angka Rp94,11 miliar, namun tetap berhasil menjaga eksposur brand di mata publik. Pendekatan yang lebih edukatif, lewat media sosial dan konten digital yang relevan, menjadi andalan mereka untuk meningkatkan engagement dan kepercayaan pengguna.
Selain itu, perusahaan juga selektif dalam ekspansi layanan, memastikan bahwa setiap keputusan bisnis memberikan dampak langsung terhadap produktivitas dan profitabilitas. Langkah ini menjadi cerminan strategi pertumbuhan berkelanjutan yang tidak hanya mengejar volume, tetapi juga kualitas portofolio.
Baca Juga : Strategi UMKM dalam Promosi Produk Melalui Media Sosial
Easycash juga tak ragu berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan daya saingnya. Salah satu inovasi yang menjadi penopang utama adalah penerapan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning dalam proses penilaian risiko dan pengelolaan portofolio pinjaman. Teknologi ini memungkinkan proses verifikasi dan persetujuan berjalan lebih cepat, sekaligus menekan risiko kredit macet.
Lebih lanjut, adaptasi terhadap POJK No. 40 Tahun 2024 dilakukan dengan serius. Aturan ini membawa beberapa perubahan penting dalam hal perlindungan konsumen, batas bunga, dan transparansi biaya. Easycash menyesuaikan sistem internalnya untuk menjamin kepatuhan terhadap regulasi baru, tanpa mengorbankan kualitas layanan yang sudah dipercaya ribuan pengguna.
Keseriusan Easycash dalam membangun organisasi yang sehat juga tercermin dari langkah mereka merekrut figur-figur profesional ke jajaran manajemen. Pada 2024, Easycash menunjuk Nadjib Riphat Kesoema, mantan duta besar Indonesia, sebagai Komisaris Independen. Selain itu, Harza Sandityo, yang berpengalaman di sektor keuangan dan telekomunikasi, dipercaya sebagai Direktur.
Kehadiran dua sosok ini tidak hanya meningkatkan kualitas tata kelola, tapi juga memperkuat kredibilitas Easycash di mata regulator dan pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan ingin memastikan bahwa pertumbuhan bisnis diimbangi dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
CEO Easycash, Nucky Poedjiardjo, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung perjalanan Easycash hingga titik ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan tahun 2024 adalah hasil kolaborasi antara regulator, mitra usaha, dan kepercayaan dari pengguna setia.
Ke depan, Easycash akan terus memperluas perannya dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia, khususnya di wilayah dengan akses terbatas terhadap layanan finansial. Dengan kombinasi teknologi, tata kelola yang kuat, serta komitmen terhadap nilai-nilai kepatuhan, Easycash bertekad menjadi fintech yang bukan hanya sukses, tetapi juga berdampak.