Nyata Nyata Fakta – Sejak Selasa, 9 September 2025, Pulau Bali dilanda banjir besar akibat hujan deras dengan intensitas tinggi. Hujan yang turun tanpa henti membuat sejumlah sungai meluap dan merendam kawasan permukiman, infrastruktur, hingga fasilitas usaha. Beberapa daerah terdampak meliputi Denpasar, Jembrana, Badung, Gianyar, Klungkung, dan Tabanan.
Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa hingga Kamis pagi, 14 orang dilaporkan meninggal dunia. Selain itu, dua warga masih dalam pencarian karena diduga hanyut terbawa arus. Banjir juga menyebabkan kerusakan fisik di lebih dari seratus titik di tujuh wilayah administratif, serta mengganggu aktivitas masyarakat secara luas.
Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan pengungsian besar-besaran. Tercatat ada 562 warga yang harus meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke pos-pos darurat. Dari jumlah itu, 327 orang berasal dari Kabupaten Jembrana, sementara 235 orang lainnya dari Kota Denpasar. Mereka saat ini menempati lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah daerah.
Pemerintah Provinsi Bali bersama BNPB dan BPBD menetapkan status tanggap darurat bencana untuk memobilisasi sumber daya. Awalnya, status darurat diproyeksikan selama dua minggu, namun kemudian diputuskan cukup satu minggu karena penanganan berlangsung cepat. Fokus utama saat ini adalah melakukan evakuasi, pendataan kerusakan, serta memberikan bantuan logistik bagi para pengungsi.
Banjir yang melanda Bali tidak merata, namun beberapa wilayah mengalami dampak paling parah. Selain korban jiwa, kerusakan juga terlihat jelas pada fasilitas umum, jalan, rumah warga, hingga tempat usaha.
Daftar wilayah dan kondisi kerusakan:
Kondisi ini membuat sejumlah wilayah lumpuh, akses transportasi terhambat, serta menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
Banjir kali ini tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan tata kelola lahan yang kurang baik.
Beberapa faktor penyebab antara lain:
Kombinasi faktor tersebut membuat Bali semakin rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir.
Proses evakuasi dan pemulihan pasca banjir menghadapi berbagai kendala di lapangan. Tim gabungan masih berupaya keras mencari korban hilang dan membantu warga terdampak.
Tantangan utama yang dihadapi meliputi:
Kondisi ini menuntut koordinasi intensif antarinstansi serta dukungan masyarakat agar pemulihan berjalan efektif.
Simak Juga : Paduan Hijab Islami agar Penampilan Lebih Syar’i dan Tetap Modis
Bencana banjir di Bali menjadi pengingat penting bahwa mitigasi dan perencanaan jangka panjang harus ditingkatkan. Pembangunan yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan dapat memperburuk risiko bencana.
Beberapa langkah mitigasi yang bisa dilakukan ke depan adalah:
Dengan langkah ini, Bali dapat meningkatkan ketangguhan menghadapi ancaman banjir sekaligus melindungi masyarakat dari kerugian besar di kemudian hari.
Artikel tentang Banjir Bali ini ditulis ulang oleh : Abra Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : CNNIndonesia.com