Nyata Nyata Fakta – Tiongkok kembali mengambil langkah tegas dalam menjaga stabilitas ekonominya dengan mempertahankan suku bunga pinjaman utama pada Maret 2025. Keputusan ini diambil oleh Bank Sentral Tiongkok, People’s Bank of China (PBOC), dalam upaya menstabilkan mata uang yuan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global serta ketegangan perdagangan yang masih berlanjut.
Keputusan Suku Bunga PBOC
Dalam keputusan terbarunya, PBOC memutuskan untuk tidak mengubah Loan Prime Rate (LPR) yang merupakan suku bunga acuan bagi pinjaman bank komersial. Adapun rincian suku bunga yang tetap dipertahankan adalah:
- LPR 1 Tahun: 3,1%
- LPR 5 Tahun: 3,6%
Keputusan ini sudah sesuai dengan ekspektasi para analis yang memperkirakan PBOC akan memilih pendekatan hati-hati dalam kebijakan moneternya. Dengan mempertahankan suku bunga, Tiongkok mencoba untuk memberikan stabilitas bagi pelaku usaha dan mempertahankan daya beli masyarakat.
“Baca Juga: OJK Optimistis Perusahaan Akan Melakukan Buyback Saham”
Dampak Terhadap Yuan
Dalam beberapa bulan terakhir, yuan mengalami fluktuasi nilai tukar yang cukup signifikan. Setelah mencapai level terendah dalam 16 bulan pada awal tahun, yuan menunjukkan tanda-tanda penguatan. Namun, kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS pada November 2024 menyebabkan yuan kembali melemah sekitar 1,8% terhadap dolar AS.
Setelah pengumuman PBOC mengenai kebijakan suku bunga, yuan stabil di level 7,2280 terhadap dolar AS. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun mengalami penurunan lebih dari 2 basis poin menjadi 1,932%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar merespons keputusan PBOC dengan cukup baik.
Alasan di Balik Kebijakan PBOC
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi keputusan PBOC untuk mempertahankan suku bunga adalah:
- Stabilitas Makroekonomi
Dengan tidak menurunkan suku bunga, Tiongkok berusaha menghindari risiko depresiasi yuan yang lebih tajam, yang dapat memicu aliran modal keluar dan menekan pasar keuangan domestik. - Dampak Kebijakan Federal Reserve AS
Federal Reserve AS juga mempertahankan suku bunganya, meskipun ada indikasi kemungkinan pemangkasan hingga 0,5% pada tahun 2025. PBOC tampaknya mengadopsi strategi serupa untuk menghindari ketidakseimbangan nilai tukar antara yuan dan dolar. - Persiapan Menghadapi Perdagangan Global
PBOC ingin memberikan sinyal kestabilan kepada investor global, terutama menjelang potensi negosiasi perdagangan baru antara Tiongkok dan AS di bawah pemerintahan Trump. - Mengontrol Inflasi dan Kredit
Dengan menjaga suku bunga tetap, Tiongkok ingin mengendalikan tingkat inflasi dan mencegah lonjakan pinjaman yang tidak terkendali di sektor properti dan industri lainnya.
“Baca Juga: Telkom University Kembangkan Teknologi VR: Masa Depan Presentasi Digital yang Imersif”
Prediksi Langkah Selanjutnya
Para ekonom memprediksi bahwa langkah kebijakan moneter Tiongkok ke depan akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi global serta kebijakan perdagangan AS. Jika tekanan ekonomi meningkat, PBOC mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian suku bunga atau kebijakan likuiditas lainnya.
Selain itu, PBOC juga dapat meningkatkan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas yuan jika terjadi fluktuasi besar akibat perubahan kebijakan ekonomi di negara lain.
Dampak bagi Ekonomi Tiongkok dan Global
Keputusan PBOC untuk mempertahankan suku bunga mencerminkan pendekatan berhati-hati dalam menjaga stabilitas yuan dan ekonomi domestik. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kepastian bagi pelaku bisnis serta meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar Tiongkok.
Di tingkat global, kebijakan ini juga dapat mempengaruhi pergerakan pasar mata uang dan obligasi. Terutama bagi negara-negara yang memiliki hubungan dagang erat dengan Tiongkok. Dengan mempertahankan suku bunga dan mengelola nilai tukar dengan hati-hati. Tiongkok berupaya menjaga perannya sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama dunia di tengah tantangan yang ada.
