Nyata Nyata Fakta – Harga emas kembali menjadi sorotan utama pada akhir Mei 2025. Kenaikan tajam yang terjadi secara global membuat banyak analis dan investor mulai menaruh perhatian serius terhadap prospek logam mulia ini dalam jangka pendek hingga menengah. Emas, yang selama ini dikenal sebagai aset pelindung nilai (safe haven), tampaknya tengah bersiap menuju level tertinggi barunya. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dunia, peran emas sebagai pelindung kekayaan justru semakin menguat. Akankah prediksi harga emas minggu ini cenderung naik terus atau justru mengalami koreksi sementara, simak fakta dan data selengkapnya di dalam artikel ini.
Kenaikan harga emas pada pertengahan Mei 2025 tidak terjadi tanpa sebab. Salah satu pendorong utamanya adalah meningkatnya aksi jual surat utang pemerintah Amerika Serikat. Pasar mulai khawatir atas bertambahnya beban utang negara tersebut. Menyusul pengesahan RUU pengeluaran baru oleh Kongres AS yang diperkirakan akan menambah utang nasional hingga USD 5 triliun.
Situasi ini menurunkan kepercayaan investor terhadap obligasi sebagai instrumen yang aman, dan mendorong mereka mengalihkan aset ke emas. Analis pasar global, Ibrahim Assuaibi, menyebut bahwa Prediksi Harga Emas dunia berpeluang besar menembus USD 3.400 per ons troy dalam waktu dekat. Hal ini efektif jika tren pelemahan obligasi dan dolar AS terus berlangsung.
Tak hanya itu, penurunan nilai tukar dolar AS juga turut memperkuat daya tarik emas. Karena harga emas dihitung dalam dolar, pelemahan mata uang ini secara otomatis membuat emas menjadi lebih murah bagi investor internasional, sehingga permintaannya melonjak.
Baca Juga : Lebih dari Sekadar Alat: AI sebagai Rekan Kerja Strategis di Tahun 2025
Faktor lain yang tak kalah penting adalah memanasnya situasi geopolitik di berbagai belahan dunia. Ketegangan antara Israel dan Iran kembali meningkat, disertai ancaman saling serang di tengah upaya negosiasi program nuklir yang belum menunjukkan titik terang. Di sisi lain, konflik Rusia dan Ukraina yang sempat mereda kembali bergelora akibat gagalnya perjanjian damai. Ukraina bahkan dilaporkan melancarkan serangan drone ke wilayah Rusia, yang tentunya menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi yang lebih besar.
Ketegangan global semacam ini biasanya berdampak pada naiknya permintaan terhadap aset yang lebih aman, dan emas adalah pilihan utama. Investor global cenderung menarik dana dari pasar saham yang berisiko dan menempatkannya ke aset logam mulia sebagai bentuk proteksi terhadap ketidakpastian geopolitik.
Mengacu pada data terbaru, harga emas spot pada Sabtu, 24 Mei 2025 naik sebesar 2,1% menjadi USD 3.362,70 per ons troy. Harga emas berjangka AS bahkan ditutup pada angka USD 3.365,80. Sepanjang pekan itu, emas mencatat kenaikan hingga 5,1% merupakan performa mingguan terbaik dalam enam minggu terakhir.
Analis pasar dari RJO Futures, Daniel Pavilonis, menyatakan bahwa jika emas mampu melewati batas USD 3.500. Hal ini sangat mungkin terjadi reli lanjutan hingga menyentuh angka USD 3.800 per ons. Lonjakan ini sangat bergantung pada keberlanjutan sentimen negatif terhadap dolar AS serta ketegangan politik yang belum mereda.
Simak Juga : Java Jazz Festival 2025 Siap Guncang Jakarta pada Perayaan 20 Tahun Warisan Musik Dunia
Dampak dari lonjakan harga emas global juga terasa di pasar domestik. Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari yang sama melonjak Rp 20.000 menjadi Rp 1.930.000 per gram. Kenaikan ini merupakan kelanjutan dari tren yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi ini menciptakan momentum positif bagi investor dalam negeri, baik bagi yang telah menyimpan emas sebagai aset jangka panjang, maupun bagi yang baru mempertimbangkan untuk masuk ke pasar logam mulia.
Meski kenaikan harga emas memberikan keuntungan signifikan, investor tetap perlu menerapkan strategi yang matang. Harga emas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga bank sentral, inflasi, nilai tukar, dan tentu saja dinamika geopolitik.
Dalam kondisi seperti ini, strategi average cost (membeli emas secara bertahap di berbagai level harga) dapat menjadi pilihan yang bijak. Selain itu, diversifikasi portofolio tetap menjadi prinsip utama dalam mengelola risiko, mengingat harga emas meskipun cenderung stabil tetap bisa mengalami koreksi dalam jangka pendek.
Konsultasi dengan penasihat keuangan juga dapat membantu menyesuaikan alokasi emas dalam portofolio berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing individu.