Nyata Nyata Fakta – Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, mendadak menjadi sorotan pada Selasa, 17 Juni 2025, ketika sebuah pesawat milik Saudia Airlines mendarat darurat akibat ancaman bom yang diterima di tengah penerbangan. Meski sempat menimbulkan kepanikan, proses evakuasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Insiden ini menjadi pengingat penting bahwa dunia penerbangan tetap rentan terhadap gangguan keamanan, sekaligus menegaskan betapa krusialnya sinergi antara awak pesawat, otoritas bandara, dan aparat keamanan dalam menangani situasi darurat.
Pesawat dengan nomor penerbangan SV5275 itu membawa sebanyak 442 jemaah haji asal Indonesia yang baru kembali dari Jeddah. Dalam perjalanan menuju Jakarta, awak kokpit menerima sinyal ancaman berupa email yang menyebut adanya bom di dalam pesawat. Ancaman ini diterima saat pesawat masih berada di ketinggian jelajah.
Pilot segera berkoordinasi dengan otoritas penerbangan Indonesia, dan berdasarkan pertimbangan teknis serta keamanan, diputuskan untuk mengalihkan pendaratan ke Bandara Kualanamu di Deli Serdang.
Baca Juga : Razia Imigrasi Bikin Los Angeles Sepi, Usaha Kecil Terhimpit
Setibanya di Bandara Kualanamu sekitar pukul 10.50 WIB, tim darurat bandara langsung mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC). Protokol keamanan diterapkan secara ketat, termasuk:
Kehadiran personel dari TNI AU, Polri, Basarnas, dan otoritas bandara menjadikan penanganan berjalan tertib tanpa ada kepanikan. Para jemaah haji yang dievakuasi diarahkan ke ruang tunggu untuk mendapatkan penanganan lanjutan dan informasi terkini.
Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh tim gegana dan anjing pelacak, hasilnya tidak ditemukan adanya bahan peledak maupun benda mencurigakan di dalam kabin maupun bagasi pesawat. Meski begitu, otoritas tetap melakukan investigasi lanjutan untuk menelusuri asal muasal ancaman email yang dikirim secara anonim tersebut.
Pihak Saudia Airlines menyampaikan pernyataan bahwa mereka akan bekerja sama penuh dengan otoritas Indonesia, dan mengutamakan keselamatan penumpang sebagai prioritas utama.
Simak Juga : Harga Minyak Dunia Anjlok Akibat Meredanya Ketegangan di Timur Tengah
Meski insiden ini tidak berujung pada kejadian fisik, dampaknya tetap terasa secara psikologis dan operasional. Penumpang harus tertahan lebih lama di bandara transit, dan sebagian besar penerbangan dari dan ke Kualanamu sempat mengalami penyesuaian jadwal.
Bagi sebagian penumpang, khususnya jemaah lansia, kejadian tersebut cukup mengguncang meski mereka sudah dalam keadaan selamat. Beberapa maskapai pun diminta meningkatkan pemeriksaan internal, termasuk prosedur pelaporan dan tanggap darurat saat di udara.
Kasus ini menunjukkan bahwa ancaman keamanan bisa muncul dari ruang digital, bukan hanya lewat benda fisik. Email berisi teror seperti ini tergolong ke dalam tindak pidana serius, meski akhirnya terbukti sebagai hoaks. Hal ini perlu menjadi perhatian seluruh pelaku penerbangan dan masyarakat luas.
Penting bagi seluruh pengguna jasa penerbangan untuk:
Dengan kesiapsiagaan yang solid dari semua pihak, dunia penerbangan Indonesia dapat tetap menjaga reputasi keselamatan dan kepercayaan masyarakat.