Nyata Nyata Fakta – Nilai tukar rupiah menunjukkan performa solid menjelang pertengahan Mei 2025. Pada perdagangan Rabu, 14 Mei 2025, rupiah tercatat ditutup menguat sebesar 65 poin dan berada di level Rp16.561 per dolar AS. Prediksi Kurs 15 Mei 2025 pun memperkirakan tren positif akan berlanjut. Ibrahim Assuaibi, salah satu pengamat mata uang yang kerap memberikan pandangan tajam terhadap pergerakan kurs. Ia menyatakan bahwa rupiah berpeluang tetap bergerak dalam kisaran Rp16.500 hingga Rp16.570 per dolar AS.
Penguatan ini membawa angin segar bagi pasar valuta asing dan menegaskan bahwa rupiah masih memiliki potensi untuk bergerak stabil, bahkan dalam kondisi pasar global yang fluktuatif. Meski volatilitas tetap menjadi faktor yang tak terelakkan. Potensi penguatan tetap terbuka lebar berkat kombinasi faktor eksternal dan domestik yang mendukung.
Salah satu pendorong utama penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir adalah rilis data inflasi Amerika Serikat bulan April 2025 yang menunjukkan hasil lebih rendah dari ekspektasi. Inflasi yang melandai memberikan sinyal bahwa tekanan harga di AS mulai mereda. Sehingga memperbesar kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menahan laju kenaikan suku bunga acuannya.
Situasi ini memberikan tekanan pada dolar AS, yang selama ini menguat berkat kebijakan moneter agresif The Fed. Dengan ekspektasi suku bunga yang lebih moderat, investor global mulai mengalihkan sebagian alokasi aset mereka ke mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah.
Tak hanya itu, kondisi geopolitik juga turut memberi ruang bagi mata uang regional untuk bernapas. Meredanya ketegangan antara AS dan China di bidang perdagangan memberikan sentimen positif di kawasan Asia. Kepercayaan investor meningkat, sehingga mendorong permintaan terhadap aset berdenominasi mata uang Asia, termasuk Indonesia.
Baca Juga : Kenali Resiko Investasi Aset Properti dan Tips Manajemen Berinvestasi Untuk Pemula
Selain faktor global, kekuatan rupiah tak lepas dari upaya strategis yang dilakukan oleh otoritas moneter dalam negeri. Bank Indonesia terus berkomitmen menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi di pasar valas, serta kebijakan moneter yang tetap konsisten dan kredibel.
Langkah-langkah seperti penguatan cadangan devisa, menjaga suku bunga acuan tetap pada level optimal, serta pengelolaan likuiditas yang terukur, semua menjadi bagian dari upaya menjaga kepercayaan pasar terhadap kestabilan ekonomi Indonesia. Hal ini tercermin dari respons pasar yang tetap positif terhadap pergerakan rupiah.
Investor asing menunjukkan ketertarikan terhadap surat utang negara Indonesia (SBN), yang masih menawarkan imbal hasil menarik di tengah tren penurunan yield global. Aliran dana asing inilah yang memperkuat posisi rupiah di pasar spot.
Meskipun proyeksi untuk Prediksi Kurs 15 Mei 2025 menunjukkan tren yang positif. Pelaku pasar diingatkan untuk tetap mewaspadai risiko-risiko eksternal yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Volatilitas harga minyak mentah dunia, ketegangan geopolitik baru. Hingga keputusan mendadak dari bank sentral global dapat mengubah arah sentimen secara cepat.
Namun, selama fundamental ekonomi domestik tetap kuat dan pemerintah serta Bank Indonesia mampu mempertahankan kebijakan yang kredibel, peluang penguatan rupiah masih terbuka ke depan.
Untuk jangka menengah, fokus akan tertuju pada data-data ekonomi makro seperti neraca perdagangan, pertumbuhan PDB kuartalan, serta tingkat inflasi domestik. Selain itu, pergerakan suku bunga global dan keputusan The Fed tetap menjadi acuan utama dalam membaca arah pasar mata uang global.
Simak Juga : Harga Jual Emas Antam Terus Merosot, Turun ke Level 1,8 Juta Per Gram