Nyata Nyata Fakta – Libur panjang yang terjadi selama April 2025 ternyata tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata dan transportasi, tetapi juga memberikan lonjakan signifikan terhadap konsumsi gas bumi nasional. Berdasarkan data dari Subholding Gas PT PGN Tbk (PGAS) selaku bagian dari Pertamina Group, terdapat peningkatan penggunaan gas bumi hingga menembus angka di atas rata-rata harian nasional dalam periode normal.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa gas bumi kini semakin krusial dalam menunjang kebutuhan energi, baik untuk keperluan rumah tangga, sektor UMKM, maupun industri strategis. Di tengah dorongan transisi energi, data konsumsi ini menjadi indikator penting dalam merancang kebijakan energi nasional ke depan.
Selama libur panjang, terutama di momen Lebaran dan cuti bersama, aktivitas masyarakat memang berubah. Banyak aktivitas berpindah dari perkantoran ke lingkungan domestik dan tempat wisata. Hal ini ikut berdampak pada pola konsumsi energi, termasuk pemanfaatan gas bumi yang semakin merata di berbagai sektor.
PGN melaporkan bahwa konsumsi gas bumi meningkat secara merata. Terutama pada sektor komersial dan rumah tangga, yang mengalami lonjakan karena intensitas memasak dan pemakaian alat berbasis gas yang lebih tinggi dibanding hari kerja biasa. Tak hanya itu, sejumlah sektor transportasi seperti angkutan umum berbasis gas (BBG) juga mencatat peningkatan pemakaian akibat lonjakan jumlah penumpang antarkota.
Lonjakan konsumsi ini mempertegas posisi gas bumi sebagai sumber energi alternatif yang andal dan lebih bersih dibanding bahan bakar fosil lainnya. Terutama dalam konteks konsumsi rumah tangga dan transportasi, gas bumi memberikan efisiensi tanpa menimbulkan polusi udara berlebih.
Meskipun sebagian besar aktivitas industri melambat selama masa liburan. Namun sektor-sektor strategis seperti pabrik pupuk, petrokimia, dan pembangkit listrik tetap beroperasi secara konsisten. Hal ini membuat permintaan gas bumi di segmen industri tetap stabil bahkan cenderung meningkat di beberapa wilayah.
Sektor energi dan ketenagalistrikan misalnya, tetap memerlukan pasokan gas untuk menjaga stabilitas listrik di tengah meningkatnya konsumsi energi domestik selama liburan. Beberapa wilayah bahkan mengalami lonjakan permintaan hingga 5% dibandingkan bulan sebelumnya, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Distribusi gas yang dilakukan PGN pun tetap berjalan lancar selama libur panjang. Perusahaan ini menerapkan sistem pemantauan 24 jam dan penyesuaian suplai berdasarkan kebutuhan real-time di lapangan. Keandalan distribusi menjadi salah satu kunci sukses dalam menghadapi lonjakan permintaan tanpa menyebabkan gangguan pasokan.
Lonjakan konsumsi gas bumi ini juga menjadi momen evaluasi terhadap kesiapan infrastruktur energi nasional. Khususnya jaringan distribusi gas bumi di wilayah-wilayah dengan permintaan tinggi. Meski sistem pengiriman berjalan lancar, peningkatan mendadak seperti ini dapat menjadi uji stres terhadap sistem distribusi gas.
Hal ini sekaligus membuka peluang bagi pengembangan jaringan gas baru. Baik untuk perumahan terpadu maupun kawasan industri kecil dan menengah yang mulai beralih dari LPG dan solar ke gas bumi. Dalam jangka panjang, pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi akan menjadi semakin relevan dalam mendukung target pengurangan emisi nasional.
PGN dan pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM pun terus mendorong perluasan Jaringan Gas (Jargas). Tak hanya menekan biaya energi rumah tangga, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya beralih ke energi yang lebih bersih.
“Baca Juga: Rusia Siapkan Mata Uang Kripto Stabil Nasional, Jawaban atas Pemblokiran USDT”
Alih-alih menyimpulkan, ada baiknya mengarahkan perhatian ke langkah strategis berikutnya. Peningkatan konsumsi gas bumi selama libur panjang April 2025 menjadi sinyal bahwa hari-hari besar nasional akan selalu membawa lonjakan kebutuhan energi.
Pemerintah dan pelaku industri energi kini perlu mulai menyusun protokol khusus menjelang momen-momen besar, seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, atau libur sekolah panjang. Ini bisa berupa:
Langkah-langkah ini tidak hanya menjamin keandalan pasokan, tetapi juga memperkuat posisi gas bumi dalam ekosistem energi nasional yang lebih berkelanjutan.